Sinopsis Novel "Lagu Untuk Viola"
Oleh : Helga Al Rahim
Viola adalah cewek yang manis, cantik, dan mempunyai rambut berkucir dua. Sudah empat bulan dia putus dengan kekasihnya, Calvin. Namun dibenaknya ia masih merindukan dan mengimpikan Calvin. Suatu hari, Viola diajak oleh temannya yang bernama Lukas. Saat Viola akan diajak pulang bersama oleh Lukas, Viola tanpa sengaja melihat Calvin dan Rosa bergandengan bersama menuju mobil Calvin. Rosa adalah adik sepupu dari Lukas. Seketika hati Viola menjadi sakit dan sedih. Dia pun menolak permintaan Lukas mentah-mentah yang hendak mengajaknya pulang bersama dengan alasan dia mau pergi ke toko buku. Namun Lukas tidak berputus asa, dia pun akan mengantarkan Viola ke toko buku. Tetapi Viola tetap menolaknya.
Di toko buku, Viola tertegun dan hatinya kembali sakit ketika melihat Calvin dan Rosa ternyata juga disitu. Calvin dengan tenangnya menyapa Viola dan memperkenalkan Rosa kepadanya. Viola pun hanya mencoba tersenyum. Setelah berkenalan, Rosa dan Calvin akhirnya pergi lebih dulu. Viola jadi teringat ketika Calvin masih suka jalan bersamanya. Begitu banyak kenangan manis yang mereka ciptakan bersama. Itulah sebabnya mengapa aku begitu sulit melupakannya, keluh Viola sambil membayar buku yang dibelinya di kasir.
Di sekolah. Viola berbincang-bincang dengan Nunik teman curhatnya. Viola mencurahkan isi hatinya yang masih merindukan Calvin. Nunik selalu menasihati Viola bahwa dendam itu tidak menyelesaikan masalah. Viola mengangkat bahu. Dan Nunik tahu, rayuannya sia-sia saja. Viola amat keras dalam pendiriannya. Viola selalu mengingat-ingat saat dia dan Calvin masih berpacaran. Dan semakin ia mengingatnya semakin sakit hatinya.
Suatu hari, Viola dan Lukas sedang berlatih piano di sekolah. Mereka berdua dibimbing oleh Ibu Marta guru mereka. Selesai berlatih, dengan perasaan yang ragu-ragu, Lukas mengajak Viola ke kantin. Viola tersenyum dan menyetujui ajakannya. Lukas pun tersenyum ceria. Mereka berdua pergi ke kantin bersamaan. Di kantin Viola meminta maaf kepada Lukas karena telah berbuat kasar kepadanya. Lukas menggelengkan kepala seakan mengerti keadaan Viola saat ini. Mereka pun menjadi akur dan berteman baik. Keesokan harinya, mereka berdua datang ke sekolah bersama-sama. Teman-teman sekelas terkejut ketika mereka jalan berdua di depan kelas. Nunik pun ikut terperangah seakan tak percaya mereka bisa berteman dengan baik. Viola mengedipkan mata, tapi dia tetap melirik juga ke meja Calvin. Cowok itu sedang membaca bukunya yang kelihatan asik. Viola bercerita banyak kepada Nunik yang masih terheran-heran. Ternyata Viola menganggap Lukas anak yang baik. Nunik pun tersenyum lega.